Ketua Yayasan Harapan Taheta

Dedy Baboe, M.Kes

Selalu ada harapan

Hiduplah dengan penuh harapan, karena dengan harapan lah manusia menjadi berarti. Tahun boleh berganti, ketidakpastian selalu membayangi, tapi yakinlah akan ada harapan untuk hidup yang lebih baik.

Bawi Hadohop

Perempuan saling tolong menolong

Monday 21 August 2023

Pertemuan stakeholders terkait dalam program penanggulangan HIV – AIDS PKBI Kota Palangkaraya

 Pertemuan stakeholders dalam program penanggulangan HIV-AIDS PKBI Kota Palangkaraya, Hotel Aquarius, Rabu, 16 Agustus 2023 Kalimantan Tengah.



Menindaklanjuti pertemuan Stakeholder sebelumnya yang pernah dilakukan pada tahun 2022 lalu PKBI Kota Palangkaraya dengan keterdukungan dari Global Fund komponen HIV-AIDS kembali mengadakan pertemuan Stakeholder terkait setelah banyaknya kasus baru HIV yang yang ditemukan Pada saat ini. Sama seperti pertemuan sebelumnya yang pernah diadakan, pertemuan kali ini menghadirkan lembaga/Instansi terkait dintaranya Puskesmas yang sudah ada pelayanan PDP maupun yang belum, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota palangkaraya, KPA Kota Palangkaraya, penjangkau maupun pendamping lapangan, serta pada pertemuan kali ini PKBI Kota palangkaraya menghadirkan perangkat Kecamatan yakni kelurahan. Dengan kehadiran dari Keluarahan diharpakan dapat membantu dan bekerja sama guna mempermudah tim penjangkau untuk melakukan tes dan screening HIV di tempat-tampat berisiko.

Pada pertemuan Stakeholder terkait ini dipandu langsung oleh ketua Yayasan Harapan Taheta (Bpk. Dedy) sekaligus memimpin jalannya diskusi. Mengawali diskusi beliau mengaskan bahwa pada petemuan kali ini beliau ingin meningkatkan kualitas pelayanan, penjangkauan, pengobatan, maupun pendampingan kepada pihak-pihak terkait. Di kutip dari laman situs MMC Prov. Kalimantan Tengah Penemuan kasus baru di Kalteng pada Tahun 2021 melalui klinik KT (Konseling dan Tes) sebanyak 121 kasus, dan melalui klinik TIPK (Tes dan Inisiasi Petugas Kesehatan) sebanyak 143 kasus, sehingga jumlah kasus baru HIV AIDS di Kalteng pada Tahun 2021 yaitu sebanyak 264. Pada periode Tahun 2022, penemuan kasus baru melalui layanan KT yaitu 215 kasus, dan melalui layanan TIPK sebanyak 172 kasus, sehingga total penemuan kasus baru Tahun 2022 yaitu sebanyak 387.

Tujuan pertemuan ini tidak lain dan tidak bukan untuk mengakhiri epidemi HIV-AIDS Three zero/3.0 agar Tidak ada temuan kasus baru, Tidak ada kematian AIDS, dan Tidak ada Stigma dan Diskriminasi. Oleh karena itu kualitas pelayanan, penjangkauan, pengobatan, maupun pendampingan harus lebih ditingkatkan lagi agar kita semua bisa mengakiri Epidemi kasus HIV-AIDS. 






Friday 18 August 2023

Pertemuan peer Educator dalam upaya penanggulangan HIV

Petemuan PEER EDUCATOR 

Kota Palangkaraya, sabtu  12 Agustus 2023, bertempat di kantor Yayasan Harapan Taheta.


Tingginya kasus HIV/AIDS menjadi masalah serius yang harus ditanggulangi oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dengan berbagai strategi yang dilakukan untuk menghentikan laju penyebaran HIV/AIDS. Upaya pencegahan yang gencarkan oleh pemerintah adalah pendidikan kesehatan ataupun sosialisasi kepada masyarakat Indonesia terutama pada remaja. Hal ini karena remaja merupakan kelompok yang paling rentan terhadap infeksi HIV/AIDS dan menjadi fokus dari semua strategi penanggulangan penyebaran virus HIV/AIDS. Melalui penyebaran informasi dan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan serta mempengaruhi sikap remaja berisiko terhadap terjangkitnya oleh virus HIV/AIDS.

Salah satu upaya preventif dalam masalah penularan HIV/AIDS adalah dengan mengikutsertakan peran peer educationPKBI Kota Palangkaraya bersama yayasan Harapan Taheta mengadakan pertemuan peer educator untuk kelompok dukungan sebaya agar dapat memberikan pendidikan kesehatan dan memberi pengaruh bagi teman sebayanya karena memiliki karakteristik yang sama. Peer education adalah suatu proses komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang dilakukan untuk kalangan sebaya, yaitu kalangan satu kelompok sebaya pelajar atau sesama rekan profesi dengan prinsip yang bekerja dari remaja, untuk remaja, dan oleh remaja sehingga program peer education (sebagai actor pendidik sebaya) sangat efektif untuk mendorong keterlibatan remaja dalam pembinaan terhadap temannya sendiri. 

Peer educator merupakan pendidik yang dapat memberikan pendidikan kesehatan dan memberi pengaruh bagi teman sebayanya karena memiliki karakteristik yang sama. Pendidik sebaya berperan membantu kelompok sebaya dalam menyelesaikan suatu permasalahan kesehatan yang sedang berkembang dengan menyebarluaskan informasi agar turut serta memutus mata rantai penyebaran HIV melalui pemberian edukasi.





Sunday 6 August 2023

Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pembuatan Deskripsi Diri oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Kota Palangkaraya

Pertemuan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pembuatan Deskripsi Diri oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Banjarmasin, Kamis. 04 Agustus 2023, Aula Dinas Sosial Kota Palangkaraya


Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial, diperlukan standarisasi kompetensi SDM penyelenggara kesejahteraan sosial yang professional dan sudah tersertifikasi sehingga proses pemberian pelayanan sosial kepada masyarakat dapat tersampaikan secara akuntabel sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

Yayasan Harapan Taheta mendapat kesempatan untuk terlibat dalam Kegiatan tersebut, adapun yang hadir pada acara tersebut yaitu dari para pekerja sosial, tenaga kesejahteraan sosial, dan juga relawan sosial yang terjun langsung memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat. Dengan adanya personil dari Yayasan Harapan Taheta yang terwakilkan dari Kelompok dukungan sebaya sangat dikenal dalam konteks penanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan support bagi orang yang terinveksi HIV mampu meningkatkan wawasan serta kompetensi dalam pendampingan bagi kelompok tersebut maupun kelompok marginal lainnya.

Dalam hal ini KDS merupakan salah satu peran penting untuk mendukung keberlangsungan hidup ODHIV agar tidak menstigma diri sendiri dan menjadi lebih produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan standarisasi kompetensi SDM bagi KDS guna memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.