Wednesday 24 November 2021

Pertemuan Case Conference Program HIV Kota Palangkaraya


Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Kota Palangkaraya sangat konsern terhadap upaya penanggulangan HIV-AIDS. beberapa waktu lalu PBI mengadakan Pertemuan Case Conference (17 November 2021) di caffe VS Garden. Adapun yag hadir dari beberapa lembaga penyelenggaran Fasilitas Layanan Kesehatan seperti Puskesmas di Kota Palangkaraya, Rumah Sakit Umum maupun swasta, maupun dinas kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) serta beberapa lembaga Sosial lainnya seperti Harapan Taheta Foundation yang turut memfasilitasi pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut dilaksanakan sebagai upaya menyamakan persepsi dan memperlancar kinerja program pencegahan HIV-AIDS dari Global Fund di Kota Palangkaraya. Hasil pertemuan tersebut yaitu:

  1. PKBI sangat berharap ada keberlanjutan peran sebagai Penjangkau-Pendamping bagi Kelompok Berisiko maupun bagi Orang dengan HIV (ODHIV). Hal ini mengingat PKBI tidak selamanya akan mendapat Donor GF komponen HIV untuk di Kalimantan Tengah.
  2. Ada keberlanjutan peran dari Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kota Palangkaraya, baik melalui fasilitas layanan kesehatan maupun dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) untuk merekrut Penjangkau-Pendamping ODHIV.
  3. Sejak pertengahan Bulan November 2021 ini diberitahukan bahwa RSUD Doris Silvanus memberikan layanan Kesehatan khusus bagi pasien ODHIV secara Cuma-Cuma. Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Doris Silvanus.
  4. Saat ini hanya 26% ODHIV mengkonsumsi obat dari total temuan kasus yang semakin meningkat saat ini.
  5. Penyebaran HIV Kalimantan Tengah akan berpontesi tidak lagi temuan kasus berdasarkan area terkonsentrasi akan tetapi berpontesi besar menjadi scope area yang meluas, yang artinya, temuan kasus HIV tidak lagi berdasarkan kantong-kantong dari area berisiko seperti tempat lokasisasi berkedok karaoke, pekerja seks, akan tetapi dari area pekerjaan seperti perusahaan, lembaga pemerintah, keramaian/ hiburan malam dll. Hal ini mengingat penyebaran lebih banyak kepada perilaku social yang berisiko/penyimpang.
  6. Perlu peran lintas sector serta stakeholder terkait dalam upaya bersama mengeluarkan kebijakannya untuk sedikit lebih focus ikut berupaya memotong penyebaran HIV dan menghilangkan persepsi tentang HIV yang negative (tidak ada Stigma dan Diskriminasi).
Penyebaran HIV dapat dicegah penularananya dengan selalu mengkonsumsi Obat dan rutin untuk memeriksakan diri dengan hasil virus dalam tubuh tidak terdekteksi dan menjalankan hidup perilaku yang sehat tidak menularkan atau ditularkan (Undetectable=Untransmittable) serta ikuti anjurkan tenaga kesehatan maupun konselor HIV. Mari kita bersama sukseskan Bebas HIV di tahun 2030 (tanpa kasus baru, tidak ada kematian dari AIDS dan tidak ada Stigma dan Diskriminasi.









0 komentar:

Post a Comment