Ketua Yayasan Harapan Taheta

Dedy Baboe, M.Kes

Selalu ada harapan

Hiduplah dengan penuh harapan, karena dengan harapan lah manusia menjadi berarti. Tahun boleh berganti, ketidakpastian selalu membayangi, tapi yakinlah akan ada harapan untuk hidup yang lebih baik.

Bawi Hadohop

Perempuan saling tolong menolong

Wednesday 24 November 2021

 

Harapan Tahet Foundation, mengikut kembali pertemuan Via Zoom “HIV Community Masterclass Asia Series# 2  Peer Support For Better Quality Care” (10 November 2021). Untuk petemuan kali ke dua ini, lebih banyak mengupas pengalaman melakukan Pendekatan kepada ODHIV maupun Kelompok Komunitas Sebaya. Pada pertemuan itu dihadiri dari beberapa lembaga pemerhati HIV dan Komunitas dari berbagai negara di Asia.

Dalam Pertemuan tersebut selain berbagi pengalaman program dalam melakukan pendampingan serta penjangkauan sebaya ODHIV, ada juga diberikan materi terkait metode pendekatan Peer Support serta cakupan  Cakupan layanan dan dukungan sebaya. Hal ini dilakukan penting untuk memberikan dan membangun kembali rasa kepercayaa para ODHIV bahwa mereka masih bisa berdaya dan berhasil Guna. Dalam mengimplmenatasikan kegiatan program ini perlu dilakukan oleh ODHIV sendiri melalui komunitas dukungan kelompok Sebaya.

Di Kalimantan Tengah Kelompok Dukungan sebaya ODHIV tersebut telah ada dan terbentuk kurang lebih ditahun 2016 lalu. Untuk komunitas Kelompok Dukungan sebaya ODHIV cukup aktif telah berjalan. Yaitu dengan nama Barigas Bahalap. Untuk diketahui bahwa para pengurus maupun anggta dalam Komunitas tersebut tidak hanya orang dengan HIV saja akan tetapi para pemerhati/penggiat maupun para praktisi HIV-AIDS. hal ini dilakukan sekaligus mengkampanyekan tidak ada Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHIV.






Pertemuan Case Conference Program HIV Kota Palangkaraya


Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Kota Palangkaraya sangat konsern terhadap upaya penanggulangan HIV-AIDS. beberapa waktu lalu PBI mengadakan Pertemuan Case Conference (17 November 2021) di caffe VS Garden. Adapun yag hadir dari beberapa lembaga penyelenggaran Fasilitas Layanan Kesehatan seperti Puskesmas di Kota Palangkaraya, Rumah Sakit Umum maupun swasta, maupun dinas kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) serta beberapa lembaga Sosial lainnya seperti Harapan Taheta Foundation yang turut memfasilitasi pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut dilaksanakan sebagai upaya menyamakan persepsi dan memperlancar kinerja program pencegahan HIV-AIDS dari Global Fund di Kota Palangkaraya. Hasil pertemuan tersebut yaitu:

  1. PKBI sangat berharap ada keberlanjutan peran sebagai Penjangkau-Pendamping bagi Kelompok Berisiko maupun bagi Orang dengan HIV (ODHIV). Hal ini mengingat PKBI tidak selamanya akan mendapat Donor GF komponen HIV untuk di Kalimantan Tengah.
  2. Ada keberlanjutan peran dari Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kota Palangkaraya, baik melalui fasilitas layanan kesehatan maupun dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) untuk merekrut Penjangkau-Pendamping ODHIV.
  3. Sejak pertengahan Bulan November 2021 ini diberitahukan bahwa RSUD Doris Silvanus memberikan layanan Kesehatan khusus bagi pasien ODHIV secara Cuma-Cuma. Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Doris Silvanus.
  4. Saat ini hanya 26% ODHIV mengkonsumsi obat dari total temuan kasus yang semakin meningkat saat ini.
  5. Penyebaran HIV Kalimantan Tengah akan berpontesi tidak lagi temuan kasus berdasarkan area terkonsentrasi akan tetapi berpontesi besar menjadi scope area yang meluas, yang artinya, temuan kasus HIV tidak lagi berdasarkan kantong-kantong dari area berisiko seperti tempat lokasisasi berkedok karaoke, pekerja seks, akan tetapi dari area pekerjaan seperti perusahaan, lembaga pemerintah, keramaian/ hiburan malam dll. Hal ini mengingat penyebaran lebih banyak kepada perilaku social yang berisiko/penyimpang.
  6. Perlu peran lintas sector serta stakeholder terkait dalam upaya bersama mengeluarkan kebijakannya untuk sedikit lebih focus ikut berupaya memotong penyebaran HIV dan menghilangkan persepsi tentang HIV yang negative (tidak ada Stigma dan Diskriminasi).
Penyebaran HIV dapat dicegah penularananya dengan selalu mengkonsumsi Obat dan rutin untuk memeriksakan diri dengan hasil virus dalam tubuh tidak terdekteksi dan menjalankan hidup perilaku yang sehat tidak menularkan atau ditularkan (Undetectable=Untransmittable) serta ikuti anjurkan tenaga kesehatan maupun konselor HIV. Mari kita bersama sukseskan Bebas HIV di tahun 2030 (tanpa kasus baru, tidak ada kematian dari AIDS dan tidak ada Stigma dan Diskriminasi.









Tuesday 23 November 2021

Pertemuan Lintas Sektor Stkeholder dalam rangka pencegahan penanggulangan HIV-AIDS di Kota Palangkaraya.

 


Yayasan Harapan Taheta turut menghadiri pertemuan yang difasilitasi oleh Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kota (5 Oktober 2021) di ruang rapat kantor Walikota Palangkaraya dalam upaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap bahaya Penularan HIV-AIDS dan juga sekaligus menekan penyebaran HIV ditengah masyarakat Kota Palangkaraya, serta menghilangkan stigma dan Diskriminasi tehadap orang dengan HIV-AIDS.

Dalam pertemuan tersebut dibuka oleh Wakil Walikota Palangkaraya Ibu. Umy Mastikah dan dihadir dari beberapa instansi Pemerintah maupun Lembaga Organisasi Masyarakat (LSM) Kota Palangkaraya seperti satpol PP, Dinas Sosial, Disnaker, PKBI dan Yayasna Harapan Taheta serta beberapa lembaga Satuan Perangkat Daerah tersebut.

Adapun hasil pertemuan tersebut diketahui ada temuan kasus Baru yang semakin hari semakin meningkat seperti pada bulan Juli saja ada 46 kasus temuan Baru HIV. Temuan tersebut baik dari kalangan mahasiswa, PNS, swasta, serta dari kelompok lainnya.  Selain itu banyak orang dengan HIV (ODHIV) tidak mau berobat serta atau tidak melanjutkan pengobatannya. Dari 88% temuan Kasus HIV hanya 26% yang aktif mengkonsumsi Obat yang sampai saat ini AMPUH untuk mencegah penularan dan memperbaiki kondisi Tubuh ODHIV. Bila tidak mengkonsumsi obat tersebut berpontesi dapat menyebarkan Virus tersebut bila tidak menjaga perilaku yang berisiko seperti Seks Berganti pasangan, narkoba. Sampai Saat ini di Kota Palangkaraya kasus HIV Laki-laki lebih banyak dibandingkan Perempuan.